Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Makna Tumbuh

     Saat kita tak bergerak maju kita tak akan bertumbuh. Kalau kita mau memandang situasi ini lebih jauh lagi, bertumbuh tak selalu tentang mengungguli siapapun, mendapatkan segalanya, atau menjadi sempurna. Bertumbuh adalah tentang cara bijak kita untuk memndang kehidupan, meski pada dasarnya tak ada satupun manusia pun yang bijak seonjang waktu akan tetapi kita bisa mengupayakan waktu untuk belajar dari kekurangan yang kita punya mencoba menatanya kembali agar jauh lebih baik lalu tibalah kita pada lapang menerima.      Karena sejauh apapun kita melawan keadaan tak akan kita temukan apa-apa kecuali penyesalan yang menggunung serta hidup kita yang belum terisi. Yang pada demikian ini, kita mengkhawatirkan banyak hal terutama takut tak punya apa-apa takut menjadi orang yang sia-sia.  Dari pada kita menutup jalan hifup kita sendiri atau menghaikimi keadaan lebih baik kita membenahi sudut pandang kita bahwa kehidupan patut diperjuangkan.     M...

QUARTERVOIS

Tentang swadaya dan asmara pada prisha namun terpaksa harus lupa bagai sandyakala Tentang sebuah asmaraloka yang mengubah aksara menjadi cerita prihal aksa yang menuntut hadirmu demi tuntasnya sebuah temu Tentang asmaraloka yang nestapa kini nelangsa memeluk realita sebuah asa yang fana Kini menyisakan fatamorgana Jika engkau adalah aksara di atas senja Maka akan ku lukis engkau dengan tinta Biarkanlah tetesanya mengalir diantara cakrawarala Lengkara hingga atmaku yang tersisa hanyalah sebuah apatis terhadap dirimu Bagai mentari dan rembulan  Mereka harus beredar pada alurnya masing-masing Mungkin aku akan berpijak pada aksa yang menggantung Agar lara tak memblenggu nuraga layaknya mentari dan rembulan yang menjauh untuk menjaga Maka aku titipkan patahan rindu yang belum tuntas  Untuk tuan manis yang saya temui di ruang maya Melalui gema buana yang luas seluasnya saya memberikan tinta sembada untuk doa

LUKISAN TANPA RASA

Untaian kata terbesit seketika  Terduduk diam dan tak bersuara Enggan mengulirkan perasaan dan hanyut dalam nestapa Aku memperhatikanya Jentik jemari ia gerakkan  Sayup mata menghadapi kehidupan  Bertutur lembut namun mematikan Hidup berdampingan dengan makian  Membuatnya tidak memiliki warna dalam nirwana Sorak ramai dan gemuruh merdu Daksa yang ingin sekali ku rengkuh  Dan ternyata sangatlah rapuh Peluhnya kian membiru,  Daksa itu membutuhkanku.