Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

BERANI

Aku pikir, berani itu bukan cuma soal adu fisik doang, atau soal adu emosi yang bikin badan sama pikiran jadi nggak sehati. Berani bisa kamu terapin dimana aja, kapan pun, sampai hal terkecil sekalipun Sesimpel kaya berani komen di sutau postingan, meskipun kamu tahu kalau nanti bakal diliat sama orang-orang. Tapi, kamu milih nggak peduli sama sekali, dan ngeluarin apa yang kamu rasain dan pikirin lewat kata-kata. Itu berani, dan itu bagus. Berani juga berarti jujur. Jujur sama apa yang kita rasain terhadap sesuatu, lalu berani mengungkapkanya lewat hal apapun tanpa menengok kebelakang sedikitpun.  Aku pikir, setiap orang punya pandanganya masing-masing soal berani. Entah itu dari hal yang paling kecil, sampai hal yang paling besar, mengingat ujung dari keberanian adalah perasaan lega kalau kita udah nyoba. Tapi, kalau ada yang tanya, "Menurutmu, berani yang bener itu kaya gimana?" Aku bakal diam sebentar lalu menjawab. Orang yang mau minta maaf menurutku udah yang paling ber...

PEOPLE PLEASER

If everyone likes you because you accept every offer they give Then there must be something wrong with you. Being a people pleaser is tiring, trust me. At first, you will feel that your world is perfect. You walk somewhere, meet people you know, and they all smile at you because of what you did to them in the past. But, as time goes by your mind can never lie forever. You're going to get tired of having to wear a mask in front of people who like you because you always say yes to their requests. And that is not how life is supposed to work Because this is one of realities you can accept when you grow up, and this was also said by my father, Where i consider his work environment to be a quite harsh. He said that, "If you agree to what everyone says, if you agree to everyone's requests, then you are not trying to change yourself to be a kind person, buta fool". At first i didn't agree with what he was saying to me at that time.But as time goes by. I'm starting to...

Menjadi kalah

Jika hari ini adalah misteri, maka aku ingin menjadi dia. Sesorang yang kamu buat bahagia. Yang tidak pernah tidak istimewa. Dan yang meski sedang denganku, Kamu tetap bercerita tentangnya. Aku mau jadi dia meski cuma sebentar. Atau andai hari esok adalah keajaiban, maka aku berharap semoga kamu tiba-tiba mencariku. Memeluk dan memintaku menceritakan semual hal dengan lebih jelas. Tentang apa yang kesembunyikan dibalik kata baik-baik saja, Tentang raut wajahku yang selalu bahagia, Juga tentang kepura-puraan lainnya. Tapi jika hari esoj berjalan seperti biasa, Maka yang bisa kulakukan pun juga tetap sama. Tetap diam seolah tidak terjadi apa-apa. Dan,,, menjadi kalah untuk kesekian kalinya. 

Menjelma Kabut

tidak ada yang bisa disampaikan pohon-pohon kepada dirinya yang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan, "mengapa kabut datang menawarkan kegelisahan?" terasa melankolis tetapi perihal apa, seperti ingin memberikan cinta tetapi cinta untuk siapa. mata angin yang tertidur membuatnya tersesat pada belantara yang termangu menanti temaram dari celah-celah pohon tusam. ia lupa bahwa cahaya tidak menepati janjinya. gelap dan basah. ia menyerah. sebelum mataya mulai terpejam, ada yang memberitahunya sebuah rahasia di saat meraba gulita. "kaulah kabut itu!" ia kembali terbangun untuk bertanya kepda diri sendiri  yang teryata lama tidak ia kenali. dan pada akhirnya, ia menemukan jawaban bahwa; "saya ingin mencinta dengan segala apa yang  saya punya. sebelum menjadi putih, lalu pudar, dan hilang."