Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Hilang

Beberapa hilang menuntut kita untuk mendekap lenggang, Membiarkan udara membekap ruang  Dan mengumpulkan semua luka untuk kita dekap dalam tenang  "Aku ingin tenang", Begitu kalimat yaang tertitip pada bibir pantai, pada gores batu, dan pada jejak pasir. "Ada aku." Begitu pula kalimat yang terbawa ombak, memecah batu dan membawa surut pasir. Beberapa hilang menuntut kita untuk saling merangkul jarak Membiarkan udara mengalir pada ujung rambut Dan mengalunkan melodi kerinduan pada sayup-sayup rintik hujan "Aku  ingin kamu"' Dalam mata terpejam dan ribuat kata mengalir dalam nadi,  Siap dibuatkan alunan syair bernada rindu "Kita berusaha merangkai waktu" Dalam diamkamu temaram bagai sudut kota yang hilang tenggelam di gantikan oleh susunan  lampu kafetaria yang hening tapi mencekam  "Kita akan selalu membersamai." Dalam hati, kamu abadi dalam sajak Kamu takkan pernah beranjak dalam melodi kamu selalu bernyanyi Tapi, adakah aku akan se...

TENTANG HATI DAN KEPALA

 Pernahkah kamu bertanya-tanya bagimana manusia bisa rela tau akan terluka namun tetap mau mencoba. Bagaimana manusia bisa dengan sadar menutup mata untuk berhenti melihat apa yang dia tidak ingin lihat, padahal dalam hatinya ia tau semua hanya pura-pura.  Hanya sebuah usaha yang sepi dan menyedihkan untuk menyakini hal yang sama sekali bukan. Entah karena sayang atau kesepian manusia berani dan nekad untuk melanjutkan. Pasalnya pikiran dan hati memang tidak selamanya terhubung apa yang kita pikirkan belum tentu sama dengan apa yang kita rasakan. Tentu yang paling memusingkan jika keduanya itu saling bertolak belakang dan mengharuskan kita untuk memilih atau memihak. Apakah manusia hidup dari rasa. Ataukah manusia hidup dari logika. Tak ada yang salah atau benar sepenuhnya ita hanya perlu tau kali ini kita harus memilih yang mana. Tapi lagi-lagi kurasa perihal ini bukan bagian kita untuk menjawab melainkan waktu Kita hanya bisa menduga mana yang baik dan ideal menurut kapasita...

ILUSI INDAH YANG KOTOR

Aksara luka dan bahagia Waktu demi waktu terlewati, melupakan lebih lama ketimbang mencintai; kamu, Tuan tak berperasaan namun senang bermain rasa. Akan kuperkenalkan caramu bersenang-senang, Tuan. Kekejianmu melalui tulisan elok dengan bercak darah kepiluan.  Kamu hanya seseorang yang penuh dengan karisma, kamu hadir melalui bait-bait yang tanpa sadar merenggut sebagian hasrat. Setiap goresan bermaknakan kasih tak terbendung, tetapi tiada sangka bahwa ternyata tidak pernah ada ketulusan di dalamnya. Entah siapa yang berhak disalahkan, kamu yang datang seolah menawarkan kisah asmara bahagia, atau aku yang dengan gampang mencintai lewat karya.  Aku seakan buta tentang bagaimana rayumu memikatku, ungkapan dalam coretan yang kupikir terukir khusus untukku, pun dengan ucap yang acap kali menghipnotis pola rasaku.  Kau pandai berbual dengan penuh penghayatan, sampai aku pun terbuai. Sorot matamu manipulatif, suaramu mengalun indah menuju relung.  Aku teringat tentang pesa...