TENTANG HATI DAN KEPALA

 Pernahkah kamu bertanya-tanya bagimana manusia bisa rela tau akan terluka namun tetap mau mencoba.

Bagaimana manusia bisa dengan sadar menutup mata untuk berhenti melihat apa yang dia tidak ingin lihat, padahal dalam hatinya ia tau semua hanya pura-pura. 

Hanya sebuah usaha yang sepi dan menyedihkan untuk menyakini hal yang sama sekali bukan.

Entah karena sayang atau kesepian manusia berani dan nekad untuk melanjutkan.

Pasalnya pikiran dan hati memang tidak selamanya terhubung apa yang kita pikirkan belum tentu sama dengan apa yang kita rasakan.

Tentu yang paling memusingkan jika keduanya itu saling bertolak belakang dan mengharuskan kita untuk memilih atau memihak.

Apakah manusia hidup dari rasa.

Ataukah manusia hidup dari logika.

Tak ada yang salah atau benar sepenuhnya ita hanya perlu tau kali ini kita harus memilih yang mana.

Tapi lagi-lagi kurasa perihal ini bukan bagian kita untuk menjawab melainkan waktu

Kita hanya bisa menduga mana yang baik dan ideal menurut kapasitas kita sebagai manusia.

Terbatas, kita berusaha mempertemukan hati dan otak ditengah-tengah 

Mengambil keputusan dan jalani keputusan itu dengan sepenuh-penuhnya 

Barulah nanti perlahan-lahan kita akan tau perkara pilihan yang salah akan membuat kita mengerti mana yang benar.

Sementara pilihan yang tepat membawa kita keujung jalan setapak tempat cabang baru terbuka.

Akhirnya kita sekali lagi harus memilih kanan atau kiri.

Pergi atau kembali.

Bertahan atau meninggalkan. 

Tapi seiring satu jalan kita lalui dan pilihan-pilihan baru terbuka lagi.

Seperti pisau yang terus-menerus diasah intuisi kita juga akan semakin tajam.

Hati dan pikiran mulai saling mengenal saling mengerti dan akhirnya keduanya bekerja sama untuk membantu kita hidup dan terus hidup dengan sebaik-baiknya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Rayakan

Selamat Merayakan Cinta Sepanjang Usia Yang Kita Punya

preparation for death