Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

IKRAR LAMPAU

Karenamu aku mengerti, tak semua rasa bisa kembali diperbaiki, begitu pula kisah yang pernah kita nanti, tak mungkin kembali dijajaki. Kamu tidak salah, begitu juga aku, hanya saja mungkin takdir tak mengizinkan kita untuk kembali. Setelah semua hal yang pernah terjadi, kamu masih tak mengerti bahwa diri ini enggan membiarkanmu pergi. Kamu sibuk mencari, sementara aku menunggu tanpa pasti. Kamu bilang dunia hanya untuk bersenang-senang, lantas untuk apa aku menjadi penenang? Aku tak pernah menyesali adanya dirimu, pun begitu pula dengan ceritamu. Mungkin satu-satunya hal yang aku sesali adalah aku terlambat menyadari bahwa memberimu rengkuhan berulang kali tak juga membuatmu merasa berarti. Aku ingin kembali menyendiri, tanpa melibatkan dirimu dalam hal yang sedang kulalui. Tenang saja, aku masih menjadi seseorang yang kamu kenal sebelumnya—aku tak berubah. Aku masih ada saat kamu membutuhkanku, entah sebagai tempat cerita atau penghibur duka. Dan satu-satunya hal yang berubah padaku a...

Mah, Nana Capek

Mah, jujur ini berat Kadang aku bingung saat mamah semakin menua  Tapi aku justru semakin tidak berguna  Mah, aku ingin menjadi anak kecilmu lagi  Aku takut hari paling menyedihkan itu akan datang Disaat aku sedang gagal, disaat aku sedang kalah Aku takut gagal dan kalah akan bersamaan dengan datangnya haru paling menyedihkan Yaitu ketika usia mamah berakhir Karena dari setiap kisah yang kubaca  Disitu semuanya memiliki akhir  Lantas, apakah mamahku juga akan memiliki akhir?  Aku terdiam. Air mataku mengalir begitu saja  Bisa ngga, untuk yang satu ini jangan ada akhir Ibuku perlahan menua ketika yang kuusap rambutnya  Tapi yang runtuh malah air matanya Katanya, "Anaku sudah bukan anak-anak lagi Ia besar dan sangat berani dalam perjalanan. Termasuk ketika Ia meninggalkanku dirumah sendirian." Kataku, "Mamah harus kuat ya, rumah ini masih menjadi tempat paling nyaman untuk pulang. Menjadi dewasa bukan alasanku untuk pergi dibawa mimpi. Dewasaku adal...

TIDAK SELARAS

Dua jiwa yang sama-sama keras tak akan pernah selaras Selalu mementingkan ego masing-masing Membuatnya kerap menjadi asing Bagaikan rumah yang porak-poranda Kita patah bersamaan dengan kencangnya Reruntuhan Saling membentur, Hancur Hingga melebur Kita bagaikan dua insan bodoh Yang saling bertaut  Menetap tapi tak saling menatap Bagaikan kisah rumpang yang tak pernah rampung Kita itu sulit, terlalu rumit

MENCINTAIMU

Katamu, penyair menyalurkan rasanya dalam setiap tulisannya. Aku sempat menolak atas penyataanmu dulu,  Namun sekarang aku membenarkan apa yang kamu katakan. Setelah kamu kembali berkelana Menjajaki hati seseorang yang bukan aku lagi, Aku masih mengukir segalamu dalam setiap aksaraku. Aku masih menjadikanmu objek dalam bait-bait kata bahagia dan luka.  Lalu diam-diam, namamu masih menjadi hal yang kulangitkan dengan sepenuh hati.  Aku tahu bahwa cerita kita kemarin dipenuhi dengan kehancuran, Entah hatimu atau bahkan aku. Kita sama-sama terluka, Mencari jalan bahagia dengan menemukan hati yang lainnya. Entah kita sedang mencoba menyembuhkan atau mencari pelarian? Aku masih mencari tahu kabarmu tanpa kamu tahu, dan kurasa setelah tak adanya aku,  Kamu sudah terlihat baik. Aku berterima kasih pada semesta karena mungkin kepergianku adalah hal baik dari segala yang baik untukmu. Aku pernah mengatakan padamu bahwa aku membenci kekalahan terlebih lagi tentangmu, Namun saa...