Mah, Nana Capek

Mah, jujur ini berat
Kadang aku bingung saat mamah semakin menua 
Tapi aku justru semakin tidak berguna 
Mah, aku ingin menjadi anak kecilmu lagi 
Aku takut hari paling menyedihkan itu akan datang
Disaat aku sedang gagal, disaat aku sedang kalah
Aku takut gagal dan kalah akan bersamaan dengan datangnya haru paling menyedihkan
Yaitu ketika usia mamah berakhir
Karena dari setiap kisah yang kubaca 
Disitu semuanya memiliki akhir 
Lantas, apakah mamahku juga akan memiliki akhir? 
Aku terdiam. Air mataku mengalir begitu saja 
Bisa ngga, untuk yang satu ini jangan ada akhir
Ibuku perlahan menua ketika yang kuusap rambutnya 
Tapi yang runtuh malah air matanya
Katanya,
"Anaku sudah bukan anak-anak lagi Ia besar dan sangat berani dalam perjalanan.
Termasuk ketika Ia meninggalkanku dirumah sendirian."
Kataku,
"Mamah harus kuat ya, rumah ini masih menjadi tempat paling nyaman untuk pulang.
Menjadi dewasa bukan alasanku untuk pergi dibawa mimpi. Dewasaku adalah tentang mamah,
membuat mamah tersenyum dimasa senja dan duduk manis di depan teras dengan teh hangatmu."
Katamu, kau akan baik-baik saja saat aku tinggal pergi 
Buktinya suara tangismu terdengar sejauh ini 
Mamah berbohong, Ia sedang tidak baik-baik saja
Ia sedang merindukan anaknya
Dan ternyata, ia tidak pernah rela ataskepergian anaknya
Mah, maaf sempat lupa 
Ternyata aku sudah terlalu jauh perginya
Maaf sering mengabaikan rindumu 
Jujur, disini aku lemah 
Aku tidak sekuat di ceritamu
Kau pernah bilang "Kuat-kuat hidupnya ya na"
Asal mamah tahu itu adalah kalimat obat paling indah 
Yang pernah aku dengar dari ibu sesederhana itu

Mah nana kangen masakan mamah 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Rayakan

Selamat Merayakan Cinta Sepanjang Usia Yang Kita Punya

preparation for death