PERIHAL MENCINTAIMU

Mencintaimu adalah hal yang melelahkan.
Bagaimana tidak? kamu datang dengan leluasa dan tanpa permisi, lalu kamu berhasil memporak-porandakan hati saya dengan luka yang tak berkesudahan.

Kemudian, tak selang berapa lama kamu mengisi luka itu dengan potongan kecil tentang bahagia, saya terbuai dengan cuplikan kebahagiaan yang kamu buat.
Lalu, ketika saya berpikir bahwa tak akan ada lagi luka kedua, kamu kembali mematahkan harapan saya tentang bahagia, kamu benar-benar berhasil, bukan? 

Sialnya, saya bahkan tak sedikitpun menginginkan perpisahan.
Kemarin saya mencoba untuk mematahkan semua rasa perihalmu, menyingkirkan segala kepedulian untukmu, bersikap sebagai manusia egois yang tak menginginkanmu lagi.
Apa menurutmu saya adalah seseorang yang bahagia tanpamu?

Nyatanya tidak, saya tak benar-benar baik tanpamu, pun hanya seperti orang yang mempunyai ambisi untuk pergi.
Sembari menenangkan diri atas luka yang telah berdiri, saya mencoba untuk memperbaiki diri.
Namun saya berpikir, haruskah saya kembali padamu setelah semuanya terjadi? 

Kamu pernah mengabaikan saya sekalipun saya begitu mempedulikanmu.
Kamu pernah melukai sekalipun saya ingin melindungimu.
Kamu tak pernah merasa bersalah saat dengan jelas tikamanmu membuat saya mati.
Haruskah saya kembali untuk menemani? 

Kelak, jika saya memilih untuk menyudahi segala tentangmu dan beranjak pergi dengan dia yang mampu mencintai saya tanpa tetapi, saya harap kamu tak akan menyesali sebab kehilangan seseorang yang pernah menganggapmu berarti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Rayakan

Selamat Merayakan Cinta Sepanjang Usia Yang Kita Punya

preparation for death