LAMPAU

Bumantara tenggelam dalam gelita,
Candra tampak elok dengan sendirinya
Netra tuan tak berpaling,
Syahdu menyelusup sebab kilaunya 
Buku lawas itu masih setia ia dekap
Meski hati tak ia miliki

Sang tuan memamng keras kepala 
Namun rasanya luar biasa 
Ia tak binasa walau hatinya bersepai
Ia tak jera walau kakinya penuh lebam
Ia tak gentar walau beribu kali tersingkir,
Tabahnya seluas telaga atau
Ia lupa bahwa masih manusia?

Bak paling sempurna, namun terjadi malah malapetaka
Menaruhkan filosofi cinta dalam abadi
Lalu jagat raya menertawai 
Sebab sang Tuan hanya ilusi
Pada setiap akhir tulisanya 
Ia kembali merayakan kehilangan dengan tragis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sebab Tuhan adalah perancang terbaik

Rak Sepatu yang Sama

'diriku'