Bisakah Aku Sembuh
Aku tidak pernah merasa tenang setelah kepergianmu kala itu.
Langkahku terasa berat dan tujuan yang ingin aku kunjungi tiba-tiba
saja kehilangan arah. Hidupku menjadi berantakan, pertanyaaan-
pertanyaan semakin berisik di kepala sebab tidak menemukan
jawaban yang tepat. Kamu pergi membawa sebagian diriku yang
masih sangat mencintaimu. Dan aku yang kalah, telah menjadi duka
yang kehilangan air mata. Lalu bisakah aku memilih untuk tetap
hidup sedang di dunia iniaku selalu ditinggalkan dalam sepi.
Terkadang aku pernah berfikir apa yang membuatku terlihat pantas
untuk dilukai? sedang kamu pun tahu bahwa masih ada trauma yang
belum sempat sembuh dalam hidupku. Belum sempat aku menata
kembali rasa percaya yang telah hilang, kamu hancurkan kembali
hatiku dengan luka yang lebih parah. Sampai hari ini, rasa sesakku
belum selesai sebab sejak kecil sudah dikenalkan dengan rupa-rupa
luka yang tidak pernah diberikan kesempatan untuk disembuhkan.
Kiranya apa yang membuatku layak untuk dikhianati? Sedang kamu
pun tahu, perasaan yang pernah tumbuh membersamaimu adalah
ketulusan yang kubentuk pelan-pelan. Sebab aku yang mencintaimu
tidak ingin mengusik apa pun yang telah tumbuh lebih dulu di
hidupmu. Namun aku yang telah remuk ini sengaja dihancurkan
hidupnya, sengaja dipatahkan harapanya hingga tidak ada yang
tersisa selain duka yang semakin panjang.
Mengapa Tuhan begitu yakin kalau aku akan baik-baik saja setelah
dibuat berantakan hatinya? Sedang tubuhku sudah tidak bebrbentuk
sebagai aku. Sedang sisa-sisa ketulusan telah habis di renggut oleh
sesorang yang katanya mampu mencintaiku dengan sungguh. Harus
kupercayakan kepada siapa diri ini? Sedang untuk sekedar melepas
sebuah kehilangan pun aku sudah tidak mampu. Tuhan, patah hati
yang panjang ini harus kurayakan dengan cara apa dan dengan siapa?
Sebab aku telah kehilangan rasa percaya untuk kembali jatuh cinta.
Komentar
Posting Komentar