SEPENGGAL CERITA SELEPAS USAI

Entah mengapa setiap berbincang tentang rindu, rasanya menyesakan
Selepas perpisahan sepihak itu
Aku terus merutuki diriku yang tidak bisa sedikit lebih sabar menunggumu
Hingga mundur adalah pilihanku

Kuputuskan untuk tidak menghaapusmu dalam benak,
Terlalu manis meski hanya sekecap
Bagiku menyimpanmu dalam lubuk, lebih baik
Karena sejatinya melupakan bukan berarti benar-benar lupa akan kenangan
Sampai menghapus rupa dan tawa dari pikir
Namun lebih kepada merelakan dirimu menggapai duniamu

Dan ketika genangan memantulkan ingatan tentangmu, 
Aku merasa gejolak rindu yang memabukan 
Kuamati lekukan wajahmu, sembari mati-matian menyembunyikan takjub dan degup
Dadaku bergemuruh riuh sekaan ada ribuan kembang api bermekeran di sana
Bara kesal menhantam kuat rongganya dan merobohkan pertahanan 
Tetapi semua berlangsung tak lama, sebab aku sudah sepenuhnya ikhlas

Mencoba mengisi hati dengan kebahagiaan baru
Menyalurkan dan menerima hasrat dari pujangga lainya
Yang ternyata hanya ada kebohongan dibalik tawa terima
Nyatanya aku masih belum bisa menimbun namamu 
Dengan kenangan indah selain yang kau ukir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Rayakan

Selamat Merayakan Cinta Sepanjang Usia Yang Kita Punya

preparation for death