Ramadhan di Rantau
Tepat kemaren malam banyak anak rantau yang menangis di meja makan Merindukan hangatnya ramadhan di rumah bersama mamah Dan kini kau boleh memanggilku anak durhaka mah Karena tidak bisa pulang ketika kau mengharapkanku untuk pulang Kali ini aku sedang melawanmu mah Aku sedang melawan rindumu Maka silahkan kutuk aku dengan doa-doamu Mintakan pada Tuhan apapun hal baik yang kau harapkan dariku Setelah tumbuh dan mengarungi kehidupan dewasa Kini aku harus menelan mentah-mentah pahitnya ramadhan tanpa keluarga Mengahurskanku hidup mandiri di kota orang Dan jauh dari rumah Tanpa jalan pulang aku harus terus berjalan di tengah kaki yang sedang lelah melangkah Tahu kan gimana rasanya diri yang semakin lelah Namun hidup harus terus berjalan Seperti ingin menyudahi semuanya namun semesta begitu yakin Untuk menitipkan beban di pundak yang hampir jatuh dan tersungkur ini Kini aku hanya bisa meringkuk kedinginan di tengah malam di kota orang Tanpa riuhnya suara mamah yang sedang m...