Aku ingin kalian tahu, dibalik ribuan alasanku ingin pergi, nama mamahku layaknya obat merah Arak Cina-ampuh membuatku bertahan hingga kini. Tapi, bagaimana jika aku mati? Ini sebuah undangan untuk merayakan kematianku. Berdukalah secukupnya, lalu kembali bersuka cita dengan hidup kalian seperti biasanya. Anggap aku tidak pernah mati, karena aku akan lahir kembali sebagai aroma sebelum hujan, langit sore keunguan, bokeh lampu kemacetan, rasa gurih pada saus kacang sate, atau alunan musik sedu tanpa vokal. Anggap aku tidak pernah mati, karena aku akan mampir berupa kupu-kupu manis masuk lewat jendela menjelang bulan suci, setahun sekali. Anggap aku tidak pernah mati, karena nantinya aku akan muncul di serangkaian perasaan aneh yang tidak bisa dijelaskan. Tenang, aku akan selalu membiarkan semesta bekerja dan semua tidak akan ada yang sia-sia. Pakai baju hitam kalian yang paling nyaman di pemakamanku. Berikan tangkai-tangkai bunga sedap malam putih segar di atas nisanku, layaknya me...
Tulisan ini kutulis dari hatiku, Semoga maknanya bisa sampai ke hatimu. Definisi cukup yang kutemukan adalah kamu. Seseorang yang datang ketika aku sedang tidak mencari pasangan. Definisi syukur yang paling panjang adalah cara Tuhan mempertemukan kita dengan cara yang tak sengaja. Di mana sejak hari itu, aku menemukan alasan bahagiaku sebelum tidur. Kamu berhasil merubah aku yang merasa tak layak untuk siapa pun menjadi aku yang punya keyakinan bahwa aku bisa menjadi apa pun. Aku jatuh cinta kepadamu setiap hari; Sebelum kita ada hubungan apa-apa, Sebelum lahir janji-janji manis atas nama cinta, Sebelum pernyataan 'aku lebih sayang kamu lebih dari diriku' kuulangi setiap harinya Bahkan sebelum kamu tahu bahwa di bumi ini ada manusia yang senantiasa mendoakanmu setiap malamnya. Semoga kita punya banyak cara untuk jatuh cinta setiap harinya, Semoga kita punya banyak maaf dan kesempatan untuk bisa terus bersama lebih dari selamanya. Aku memilih mencintaimu maka itu artinya aku si...
Sejak resmi jadi orang dewasa saat membagikan nasi kuning di ulang tahun ke dua puluh., aku masuk ke sebuah dunia baru yang dicipta secara kolektif oleh para orang dewasa lainnya. Realita dimana setiap pilihan hidup adalah persiapan menyambut hari kematian. Waktu masih bocah aku pikir masa depan itu tentang profesi impian yang disalin ke buku tulis untuk tugas Bahasa Indonsesia. Naif betul karena dulu aku pikir membangun masa depan itu tentang berjuang meniti anak tangga supaya bisa sampai ke puncak cita-cita. "Apa susahnya sekedar menjajaki anak tangga? Tempat mainan mall di lantai lima dan gedung mall tidak punya eskalator. Naik turun tangga perkara gampil." Percaya diriku mengungguli puncak Himalaya dulu. Realisasi kemudian berdatangan ketika aku jadi remaja. Ternyata terangnya kulit dan angka yang muncul di timbangan itu lebih penting dari fasihku melafalkan sejarah politik orde lama. Tinggi badan ku lebih disoroti ketimbang berdirinya aku didepan semua peserta olimpiade ...
Komentar
Posting Komentar