APA MUNGKIN
Barangkali memang aku yang keliru menafsirkan sambutmu
Di mana kupikir tak akan ada kata jenuh mengetuk
Aku mencoba berbalik arah dan menelusuri setiap jejak histori
Merenungi kiranya bagian mana yang terdapat kecacatan
Sebab katamu aku sudah sempurna
Tak ada yang perlu dikurangi dan tak ada yang perlu diperbaiki
Barangkali aku terlalu yakin pada rasamu
Seakan garis tegasnya mustahil untuk luntur
Seolah selamanya kita sanggup melewati kekhawatiran yang timbul
Sempat kau berpesan, agar aku sabar menunggu
Tetapu sabar seperti apa yang kau maksud?
Setelah seluruh penantian mampu kulewati
Tanpa aba-aba kau menghilang
Melupakan keberadaanku yang membutuhkan kepastian
Hanya pesan singkat yang kau sampaikandi antara berpuluh tulisan yang kuajukan
Bersama bulan dan tiap kerlip bintang aku meratapi akal sehatku
Yang hingga kini masih belum menemukan di mana letak salahku
Komentar
Posting Komentar