Mah, Perihal Dewasa
Ma, menjadi dewasa ternyata tidak semenyenangkan yang ada dipikiranku kala belia
Ma, dulu aku sering kali berujar kepada mamah
Aku mau jadi orang dewasa yang selalu bersahaja
Aku mau jadi pribadi yang mandiri
Jadi perempuan serba bisa layaknya mamah
Jadi panutan bagi orang-orang sepantaran lantaran nantinya aku berhasil duluan
Impianku banyak sekali lalu-lalu, pun berubah-ubah seiring waktu
Adakalanya aku ingin jadi arsitek, membuat rumah untuk berteduh banyak orang agar mereka punya tempat pulang yang nyaman.
Atau aku ingin jadi guru di sekolah dasar, memberi mereka sebongkah pengetahuan dan perhatian dengan penuh sabar
Kadang pula, aku ingin menjadi juru masak, yang resep masakanya kelak mendunia sebab terlampau enak
Pun aku ingin menjadi pembawa berita yang suaranya lantang dan tidak diragukan lagi kemampuan berbicaranya.
Namun, mah aku baru bergerak beberapa langkah
Kenapa rasanya sudah berat ya mah?
Pikirku ternyata terpecah ke mana-mana; bukan hanya soal impianku saja
Melainkan banyak hal-hal lain yang termasuk dalam golongan "urusan orang dewasa"
Ah, nyatanya urusan orang dewasa sangat amat memekkan telinga
Padahal, rasa penasaranku dulu kerap kali timbul ketika mamah dan bapa sibuk berbincang tengah malam di ruang keluarga
Aku nggak tahu ternyata serumit itu
"Pelan-pelan." Mamah selalu bilang begini dari umurku masih dua
Nggak pernah berubah sampai sekarang
"Yang penting kamu sudah usaha maksimal, yang penting kamu sudah berdoa, hasilnya nanti biar Tuhan yang tentukan, ya? Kamu tenang karena keputusan terbaik versi-Nya gak akan pernah mengecewakan."
Nada bicara mamah selalu sama
Yang berbeda hanya reaksiku sebagai lawan bicara
Kalau masih belia kerjaanku hanya mengangguk-angguk
Sekarang kalau denger kalimat mamah yang itu rasanya ingin menangis kencang sebab benakku berkecamuk
Ah, helaan napasku semakin hari semakin berat
Akan tetapi, tunggu aku ya ma?
Tunggu aku sampai bisa jadi perempuan sekuat dan sehebat mamah
Sebab impian terpentingku sekarang adalah, seberapa banyak masalah hidupku
Seberapa pelik urusan duniaku, aku hanya ingin kuat seperti mamah
Komentar
Posting Komentar