Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Aku tetap pada orbitku, begitu juga kamu.

Layaknya planet-planet yang mengorbit matahari, kita berevolusi; berkelana satu putaran penuh untuk menemukan tempat kembali. Aku tetap pada orbitku, begitu juga kamu; angkuh, enggan berdampingan untuk salling melepas jenuh. Jika boleh memilih aku ingin menjadi bagian darimu, entah sebagai bulan, angin, batu, kayu, ranting atau apa pun itu. Bukan menjadi planet lain yang tak bisa keluar dari orbitnya, bukan menjadi planet lain yang bisa bercengkrama adalah bagian dari prtoses berakhirnya semesta. Aku berotasi dalam revolusi, memninang sepi sembari memikul atmosfer yang dihujani meteor berkali-kali. Belajar memahami kesendirian, seab jika aku tak mampu mengolah beban partikel penyusun tubuhku akan hancur berserakan-begitu juga dengan harap perihal hangatnya sebuah pelukan. Barangkali; aku akan menunggu habisnya masaku, berharap pada reinkarnasi yang akan menjadikanku bagian dari orbitmu. Lalu kita berotasi tanpa takut bencana, hingga revolusi setiap tahunnya tak memancing fatamorgana; p...

Kata Orang

Enak ya jadi kamu, adalah salah satu kalimat yang sering kali aku dengar Sebuah kesimpulan yang teramat mudah di ucapkan oleh orang-orang yang tidak tahu menahu perihal proses ku. Kemudian saat aku perjelas bahwa tidak ada yang instan di bumi ini, Mereka malah berkata bahwa keberuntungan lebih besar memihak ku  Jika ku ceritakan tentang betapa pedih dan letihnya  Mereka malah berkata itu tidak sebanding dengan hasil yang aku capai sekarang Dari sana aku paham bahwa orang-orang hanya ingin mendengar kisah bahagia ku Mereka tahunya aku bisa, berhasil, hebat.  Mereka tidak terlalu peduli tentang pedih dan letih Jadi daripada menggapai nya berlebihan, aku memilih untuk meng'aamiin'kan nya saja Semoga kalimat baik itu benar-benar membuat hidup ku baik

LANGIT

Katamu, aku adalah rembulan. Rembulan yang sangat indah hingga mampu membuat siapa saja terpikat. Rembukan yang mampu menenangkanmu dari hiruk pikuk dunia, Saat kedua netramu menatapku. Rembulan yang menjadi penopang bahumu Saat kamu tak lagi mempunyai sandaram. Kamu berkata bahwa duniamu bukanlah apa-apa jika ku tak ada. Kamu selalu berterima kasih pada semesta karena menghadirkanaku untukmu-milikmu. Lalu, saat amarah menjeratku,kamu tetap memperlakukanku dengan baik. Belum pernah kutemukan tatapan atau suaramu yang seakan tak menyukaiku. Kamu selalu menganggapku sempurna... Tetapi, kamu tahu? Kamu adalah langit dengan berjuta-juta keindahan. Rembulan bukanlah hal yang indah tanpa langit, ia bukan apa-apa jika langit tak ada. Jika menurutmu, aku sempurna maka terimakasih kukatakan padamu  Sebab kamu ada sebagai penyempurnaku-sang rembulan. Aku nana, rembulanmu.

Sebuah tulisan dari; Nana

Aku  mencintaimu,  Tapi aku tidak akan menemukanmu di masa depan, Aku mencintaimu, Tapi aku lebih tertarik untuk merayakan kehilangan. Aku berusaha menutup mataku dari kebenaran yang terlihat. Aku berusaha menutup telingaku dari kabar yang harusnya kudengar. Aku memperjuangkanmu mati-matian, tapi malah aku yang kamu matikan. Aku memperjuangkanmu habis-habisan, tapi malah aku yang kamu habiskan. Sudah terlalu banyak air mataku yang tumpah. Sudah terlalu sering kamu membuatku patah. Sebagai orang yang paling aku cintai, harusnya kamu tidak melakukan hal setega ini. Harusnya kita emang tidak pernah saling kenal. Harusnya aku memang tidak pernah menjadikanmu kekal. Aku menolak siapa pun yang datang dengan anggapan bahwa suatu hari nanti kamu akan pulang.  Ternyata kamu memang kembali, tapi dengan luka yang jauh lebih parah lagi. Aku membanggakanmu pada duniaku sebagai malaikat, tapi ternyata kamu adalah pembunuh yang paling jahat. Dulu aku menjadi orang yang paling mencintaim...