Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

Tiga Puluh Desember

Kapak sayap waktu kian berlalu, pertanda Desember datang membawa lebatnya hujan di setiap minggu. Tetapi bagi penjual terompet yang jejaknya hanya, setahun sekali, gemuruh petir tifak sebanding dengan erangan terompetnya yang sangat bergembira meniup waktu. Beda halnya dengan kesedihan seorang penjual  kalnder yang tempo waktu menumpuk-ranjangkan jualannya. "Lagipula aku sudah sangat rugi menjual waktu." gerutunya merintik kata per kata dari bibirnya. Seorang penyair bertanya kepada bapak penjual kalender itu, apakah kau menjual jenis waktu yang lain? kata sang penyair. "Mungkin maksdumu adalah waktu yang bisa kau gunakan untuk menebus kesalahanmu, ya puan? Jikalau benar begitu, beberapa hari yang lalu kuperhatikan ada orang yang mengadahkan  tanganya ke langit, entah sedang meminta hujan atau menghardik diri sendiri. tetapi hujan turun waktu itu, dan tangisnya pecah ketika ia lihat pedagang terompet itu menguji coba juaalanya." Tegas, terlihat dari mata beliau.

Rasa Ragu

Banyak sekali trauma, penuh bekas luka,  Jika ingin menaruh rasa tolong yakinkan aku Dulu aku pernah setulus itu,  Hingga kini diriku penuh dengan rasa ragu. Rasa sakit yang pernah terjadi di masa lalu, Trauma yang membekas di hati yang tak kunjung sembuh, Bukan berarti aku tidak bisa menerima siapa-siapa lagi. Hanya saja, aku ingin lebih berhati-hati dan butuh keyakinan  Bahwa rasa sakit yang pernah ku rasakan tidak akan terulang. Melewati hal menyakitkan sendirian, membuatku sangat gila tuan. Merapihkan luka di hati sembari menyakinkan diri bahwa suatu hal  Yang lebih baik pasti akan kembali itu sangat sulit. Berusaha mengembalikan angan disaat harapku hampir sirna. Hingga akhirnya aku harus memulai segalanya sedari awal, Sembari menyadari bahwa mungkin luka ini satu-satunya  Cara Tuhan membuatku lebih kuat, lebih siap, menerima hal lebih baik di seberang sana. Setelah rasa sakit dan pulih, aku tidak bermaksud  Untuk melarang siapapun yang ingin masuk ke ...

Dariku untuk diriku

Hari ini tepat pada tanggal 19 Desember 2023. Aku mengulang hari lahir sebagai wujud dari takdir. Banyak hal yang sudah terjadi selama 21 tahun ini. Hidup mengajarkan aku tentang menerima sekaligus melepaskan. Tentang sesuatu yang harus kupeluk, pun tentang kehilangan yang membuat mentalku berkecamuk. Terimakasih untuk Nana; Terimakasih sudah bertahan sampai hari ini, Terimakasih sudah melakukan yang terbaik setiap hari,  Terimakasih sebah tak pernah menyerah pada keadaan, Terimakasih sebab tak pernah membenci kehidupan. Dunia mengajarkan aku untuk menjadi perempuan yang lebih tangguh. Meskipun ada beberapa luka yang bahkan sampai hari ini mengajarkan aku untuk berdiri di kakiku sendiri. Semua orang bisa meninggalkan aku kapan pun mereka mau. Tapi tidak dengan diriku sendiri. Aku suka menulis sejak aku masih belum bisa membedakan bagaimana caranya meraih sedih dan senang. Tapi satu hal yang sampai hari ini kupahami, menulis selalu mampu menenangkan kacauku. Untuk orang yang kesulit...

Menuju 19 Desember

Kalau tidak ada yang merayakan aku, maka aku akan merayakan diriku sendiri. Hidup terlalu mengerikan jika harus mengemis perayaan dari seseorang. Aku bangga pada diriku sendiri, karena sudah bertahan sampai hari ini.  Tapi aku lebih bangga lagi, karena luka yang kualami bisa membalut luka orang lain.  Jutaan manusia di luar sana tak mampu menjadi Nana,maka sekiranya aku juga tak perlu bersusah payah menjadi mereka.

Hi kids, It's your mom

Hey, Nak Jauh sebelum kita bertemu Selamat malam, anakku. Dari mamahmu sebelum kamu melihatku. Malam, karena akan aku bacakan sebelum tidur. Maaf, yang kamu temukan bukan sebuah video manis seperti ibu-ibu cantik yang lain karena mamahmu ini tidak terlalu percaya diri untuk itu. Namun kelak ketika fenomena ini tiba di masamu, anak-anak seusiamu membuka  kapsul waktu, dan teman-temanmu mendapati pesan dari ibunya  ketika masih belia, maka ini milikmu. Kamu pun punya namun bentuknya adalah surat yang sedang menuju perjalananya kepadamu. Hari ini usiaku masih 20 tahun  saja dan selasa depan aku akan  merayakannya yang ke 21 tapi kamu perlu tau aku belum terpikir kapan akan menikah dan belum yakin akan kamu panggil apa nanti. Pun aku belum tentu  bisa bertemu denganmu karena aku tidak tahu takdir apa yang tertulis  untuk kita. Namun jika doaku didengar dan kita dibolehkan bertemu,  ini untukmu. Nak, saat membaca ini usiamu sudah tiga atau lima tahun dimana...

Langit yang Tenang dan Badai yang Penuh Marah

Dipeluknya badai yang bergemuruh dalam dirinya menjadi marah yang meredam di antara malam-malam yang mengantarnya pada pelataran yang sudah lama ia rindukan. hanya tersisa rasa ketakutan serta sisa pengkhianatan yang menjadi alasan untuk tidak bertumbuh dan kembali bermekaran. Ada anak kecil dalam dirinya yang mengajak menari agar tidak membuatnya ingin mati. ada mimpi menjadi seorang putri dengan lima kuda putih dan taman bunga daisy. serta kue coklat berbentuk hati yang membuat giginya berlubang atau balon warna-warni yang ia lepaskan untuk bisa terbang bersama burung-burung merpati dari arah selatan.  Kembali untuk merayakan kegelisahan yang berubah menjadi keberanian yang ia tata rapi dalam dirinya perlahan-lahan untuk melihatnya tersenyum dan menjadi langit yang begitu tenang.