Selamat Menjadi Manusia Dewasa Yang Aneh!

Waktu kecil, kesendirian terasa begitu menakutkan. Misalnya waktu listrik rumah sedang mati, lalu ditinggal sendiri oleh mamah yang sedang mengambil lilin dari lemari. Kesendirian itu begitu mencekam seperti beruang besar yang siap menerkam. Tapi anehnya, tumbuh dewasa, justru membiasakanku menjadi manusia yang lekat dengan kesendirian.

Makan sendiri, pergi ke mall sendiri, ke toko buku sendiri, ke museum dan pameran sendiri, dan itu terjadi hampir setiap waktu. Kesendirian yang dulu jadi beruang besar yang memeluk. Tidak lagi semenakutkan dulu tidak lagi membuat menangis karena sudah  terlalu lekat, sudah jadi bagian dari diri mungkin.

Aku sepi yang terkurung di ramai-ramai. Seperi baju warna hitam di tengah rok baju warna merah. Seperti teh manis di antara tumpukan gelas soda. Dan kadangkala, aku sendiri yang menciptakan sepi itu. Sengaja menjauh, sengaja mendorong orang pergi, sengaja memutus benang kenal yang selama ini mengait di antara aku dan orang-orang itu. Aku yang menciptakan sepinya, tapi aku sendiri yang kesepian pula. Aneh.

Tapi bukanya menjadi dewasa memang berarti mewajarkan banyak hal-hal aneh? Aku aneh dan itu bukan masalah. Mungkin semua orang juga merasa dirinya aneh dalam beberapa titik. Aku cukup menemukan orang aneh lainnya yang menerima keanehanku selayaknya aku menerima keanehannya. Bukankah semakin dewasa kita semakin sadar kalau dunia ini sebenarnya dipenuhi banyak keanehan?

Susah sekali ternyata menjalani hidup bukan lagi sebagai anak-anak yang takut sendirian. Dulu kalau takut bisa bersembunyi di belakang mamah. Sekarang kalau takut, ya harus di hadapi tanpa smebunyi-sembunyi. Tapi mari jadi dewasa dengan menyenangkan. Untuk hal-hal baik yang menunggu di depan, kita usahakanya! Dengan doa, dengan cinta, juga upaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Rayakan

Selamat Merayakan Cinta Sepanjang Usia Yang Kita Punya

preparation for death