Mengingatmu Adalah Bunuh Diri Tak Mati-Mati
Aku selalu benci ketika aku harus membalas pesan apa kabarmu
Yang kau kirim selepas mengucap selamat tidur ke dia yang baru.
Kau tahu betul aku juga rindu.
Tapi hei,
Bukankah kita sudah seiya untuk menyudahi?
Aku tulus, kau ikhlas.
Kau dengan yang baru, demikian aku.
Meski sejujurnya, tiap tanpa sengaja melihat instastorymu,
Aku selalu tenggelam pada yang dulu-dulu.
Satu detik senyummu muncul,
Lima detik aromamu menguar,
Sepuluh detik bisa kuingat jelas lekuk punggungmu.
Dan endingnya, kita mengeram rindu yang haram dientaskan.
Ingatkah kita?
...
Aku coba dengan yang baru
Kukira hilang bayangmu...
Dan kau tahu apa yang lebih mengkhawatirkan?
Kita akan terus hidup dalam kepura-puraan.
Kita akan selalu merasa mencurangi dia yang baru.
Dia yang kini jadi pengingat bahwa kisah kita harusnya sudah tamat.
Dia, yang harusnya kita jaga.
Sementara kita harus saling melupa.
Bukankah begitu, sayang?
Komentar
Posting Komentar