Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

I Used To Be A Dreamer

Aku dipaksa berkelana Seperti yang diminta dunia, aku berkelana kesana-kemari mencari arti diri. Konon, menyentuh dewasa adalah kewajiban bagi setiap anak manusia. Tapi bukan untuk jenis manusia sepertiku. Atau aku bukan manusia? Kalau boleh, aku ingin meramu mimpi. Setiap hari. Tapi apa boleh buat jika "dewasa" makin mendekati ujung-ujung rok tutuku. Makan es krim dan kerja lembur tentunya dua hal yang berbeda. Kata mereka yang pertama terlalu kekanakkanakan. Namun aku lebih senang menyebutnya "hidup". Seluruh manusia di muka bumi bernapas, namun hanya beberapa yang diberi "hidup". Dahulu aku adalah seorang pemimpi. Makan donat sepuluh kali sehari pernah kujadikan cita-cita. Lucu memang. Impian sederhana yang kadang bisa kita susun ketika hidup masih hanya soal bosan tidur siang. Nana tidak boleh ini, nana tidak boleh itu, nana harus begini, nana harus begitu. Pernah jadi kata-kata paling memuakkan seisi duniaku. Pikirku hidup terkekang itu menyebalkan. A...

It's okay not to be become what you once dreamed of

Life doesn't always turn out the way we planned and that's perfectly fine. Rencana-rencana yang gagal dijalankan, hasil-hasil yang tidak sesuai perencanaan, impian-impian yang tidak sampai tujuan. Hidup selalu punya cara untuk menyadarkan manusia bahwa kita hanya makhluk perencana yang ditugaskan terus berusaha kalau ingin sesuatu, lalu menggantungan hasilnya pada suatu ketetapan bernama "takdir Tuhan". Memang pelajaran pertama manusia saat lahir ke bumi adalah menerima sepertinya itu akan jadi pelajaran sepanjang usia juga; harus menerima agar hidup tetap berjalan. So, forgive your self for not being able to follow the time line you had in mind. Semoga kamu sudah kehabisan tenaga untuk menyalahkan diri sendiri, semoga suaramu enggan keluar saat mencoba memaki diri sendiri, semoga suara di hatimu tidak lagi mencaci diri, "si payah dalam mengusahakan sesuatu" "si tidak bisa apa-apa" "si selalu gagal." Di luar sana ada orang-orang yang juga...

The government of people, by the people, and for the people. In fact, which people?

History repeats itself. Military law has been a hot topic in Indonesia since a few moment ago. And by today, of House of Represantives has officially pased the bill. However, this amandement has become controversional because it reminded us of new order regimes. Even thought the current government clarifie tha the military law will not return the dua function system of the Indonesian National Armed Forces. In the new order era, this country was led by an authoritarian regime. The regime activated a dual function system of the military, whis was known as "Dwifungsi ABRI". In the system,the military was apppointed both in state defense and the socio political field. After the reformation in 1998, the dua function of the military had been abolished in this country. The concern is officially acceptable. It's also marked by the movement of the bookish to save and buy Pramoedya Ananta Toer's books and paper. This Idea has been started since the presidentaial election of 202...

Jika Kita Tak Lagi Bersama

Menyakinkan diri bahwa kamu akan jadi satu-satunya. Bagaimana jika tidak? Kelemahanku adalah rasa percaya. Menyakinkan diriku untuk kembali percaya setelah tak jauh sebelumnya aku dipatahkan. Bagaikan putri malu yang kembali merekah dengan kokoh membentangkan tulang daunnya meskipun tahu bahwa ia akan kembali terinjak. Tertutup, salah satu bagainnya mungkin mati, namun tetap akan kembali terbuka meskipun tahu bahwa ia akan kembali terinjak. Tertutup, lalu salah satu bagiannya mungkin mati, namun tetap akan kembali terbuka meskipun tahu bahwa hal yang sama mungkin saja terulang. Hubungan manusia memang datang dan pergi. Pun yang pergi akan selalu ada pengganti. Aku belajar untuk tidak lagi berharap pada sesuatu yang jelas belum bisa menyakinkanku sepenuhnya. Meski terkadang aku masih sering gagal menerapkan apa yang aku pelajari. Setiap pengganti, punya pribadi yang unik, kelemahan yang masih bisa ditolerir dan kelebihan yang bisa aku syukuri. Pada siapapun yang pernah singgah selalu me...

Kukira aku ingin menghilang, tapi ternyata aku hanya ingin ditemukan.

Aku sedang tidak merasa antusias tentang hidupku sendiri. Ada perasaan gagal, bersalah, marah, sekaligus tidak tahu harus bagaimana. Rasanya seperti ada lomba tarik tambang di kepalaku, antara diriku yang menerima dan diriku yang belum menerima, bahwa mungkin ini adalah jalan yang sementara harus kulalui. Memikirkan poin dari semuanya, apa ujung dari jungkir balik ini semua, sekaligus aku takut sekali jangan-jangan aku saja yang kufur nikmat. Aku mengakui kenikmatan demi kenikmatan, kesenangan demi kesenangan. Tentu saja, bagaimana bisa aku mengabaikan keindahan dan berkat demi berkat yang Tuhan berikan. Disaat yang sama kepalaku bilang kalau mungkin tidak ada lagi yang bisa membuatku sebahagia itu. Mungkin kapasitasku untuk berbahagia harus kusyukuri hanya bisa sampai seluas ini saja. Sore tadi tiba-tiba aku teringat sebuah memori, ketika aku tidak sengaja melukai ujung jariku karena memotong kuku. Tiba-tiba aku teringat bagaimana bapaku melihatnya sambil bergidik ngeri sekaligus sedi...