"Menyakitkan"

Ketika aku menangis karena stress, kemudian berubah menangisi keluarga, menangisi kesalahan dimasa lalu, menangisi kegagalan yang tak terhitung berapa kali aku gagal, menangisi tubuhku yang penuh banyak luka, dan menangisi hidupku yang seperti ini-ini saja, sungguh semuanya begitu terasa "menyakitkan"

Menangis, menjerit, melampiaskan dengan segala amarah, tapi tidak satu pun yang berusaha memeluk erat diri ini

Nyatanya sudah terlalu lama memendam rasa kecewa, sudah terlalu lama berpura-pura baik-baik saja, juga sudah terlalu lama berjalan sendirian.

Banyak pasang mata melihat diri ini selalu penuh tawa, menghabiskan waktu untuk menjelajah tiap sudut kota, padahal semua itu hanya untuk menutup luka. 
Penuh riuh di kepala, banyak harap yang belum juga terlaksana, padahal angka usia ibu dan bapa sudah semakin menua.

Sampai kapan harus melewati perjalanan hidup tanpa arah, aku juga tidak tau apakah akan mampu bertahan hingga akhir?
Sudah lama rasanya ingin mengakhiri sesuatu yang memang sudah lama berhenti.
Bagaimana caranya menyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja disaat aku sudah tidak lagi mampu berjalan.

Bahagia ku bohong, rasa ingin menyerah ini kian memenuhi ruang sepi, sulitkah rasa tenang itu ku dapatkan? ya, rumah, tidak pernah 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Rayakan

Selamat Merayakan Cinta Sepanjang Usia Yang Kita Punya

preparation for death