Rentan Ringkih; Rasa Ditinggalkan dan Meninggalkan
"Dan kematian hanya perpindahan dan kematian, awal kekekalan."
Waktu pasti tetap berjalan, ya? Mau dibagaimanakan pun jam selalu berputar selama baterai di dalamnya masih terisi. Silih berganti ruang waktu, hal-hal rasanya juga berbeda. Melihat konstruksi ruang yang berganti, melihat komposisi hidup kita yang beralih. Namun yang paling sulit melihat orang yang sangat kita cintai menua, entah. Rasanya biru. Mau itu bapa, mamah, kakek, atau nenek. Semuanya membuat perasaan yang kalang kabut. Setiap hari kamu mendengar berita kehilangan, berita kuning berkibar, sirine berkejaran. Sebenarnya hidup tak lebih dari hidup dan mati, sisanya kamu yang mengisi. Manusia itu tak pernah jauh dengan yang namanya sejarah dan riwayat.
Hidup tak akan hanya berdiam diri terbungkam dan mengabaikan dirimu sampai tubuh digerogoti dan terurai oleh ulat-ulat di dalam tanah. Hidup menyimpan banyak suka duka yang mau tidak mau harus kamu telan mau sekalipun itu terpaksa. Dari persamaan dan perbedaan yang signifikan antara makhluk yang menginjakan kakinya di dunia, ini kita adalah salah satunya seonggok jiwa yang harus terus menghidupi kehidupan kita.
Kita diberi nestapa dan tawa yang diatur sesuai porsi kita masing-masing, saling bercerita dan bertukar keluh kesah yang tertahan kadang menjadi terapi kita saat kita berusaha berlari dari lingkaran nestapa. Sudah biasa berbagai perasaan bercampur aduk dan kadang kita sampai tidak tahu bagaimana kita harus bereaksi karena sesungguhnya semua itu sangatlah klise. Kadang hidup kita linear dan kadang sampai berbelok-belok mengikuti alur hidup kita yang sudah terpatri.
Sejarah itu selamanya kau simpan dalam dunia ini secara tidak langsung, kelak pasti kamu sadar. Kelak semuanya akan menyadari sejarah yang akan mereka baca dan riwayat yang mereka tulis. Sudah berapa lembar kertas yang sudah mereka tuliskan? Sudah berapa sisa tinta yang mereka torehkan? Buku catatn mereka hanyalah mereka yang pegang. Sejarah, riwayat. menjadi warisan. Warisan bisa berubah menjadi baik dan buruk sesuai apa yang tercatatkan di buku catatan yang tertinggal. Tidak ada satupun yang bisa menghapus apa yang sudah tertulis.
Dan pasti, melihat orang-orang yang kita sayang semakin menua itu sulit. Kadang semua yang bisa kita lakukan adalah menemani mereka yang pasti masih terasa kurang kalau hanya itu yang kita lakukan. Melihat lansia dengan sifatnya yang kembali semakin kekanak-kanakan sungguhlah menciptakan sebuah rasa yang kusut. Di satu sisi itu adalah hal klise untuk dilihat, satu sisi lain perasaan dari jiwamu bergemakan hal yang lirih namun pikiranmu bergeming.
Apa yang mereka pikirkan seusia yang rentah dan ringkih itu? Pasti sudah terpikir sampai nanti mereka sudah tak berpijak lagi disini. Semua hal yang telah mereka lewati sudahlah cukup lama, sudah sulit berpijak, kulit yang berkerut, tangan yang sulit menggenggam, cukup sudah. Peran mereka akan segera usai, mengubah kita menjadi seperti ini, sejauh ini. Kita takkan pernah tau kapan kita akan hilang terbang menjauh sampai tak mungkin lagi kita berpijak, merasakan, berpikir, berbicara. Kita akan ditinggalkan semuanya disini, hubungan, harta, jabatan. Terlepas dari apa yang selalu kamu lakukan tetap takkan ada yang dibawa mati.
Yang kau tuliskan adalah riwayat dan takkan punah dan akan menjadi sejarah. Apa yang kau tuliskan mau serumit dan sesimple apapun itu akan selalu berulang-ulang jika memang itu adalah yang kau tanamkan. Beriwayat artinya kamu menanamkan benih dan kelak akan tumbuhkan pohon yang menjatuhkan buah yang bersejarah. Beberapa ada yang mengigit, beberapa ada yang mengabaikan, beberapa ada yang memberikan. Sejarah menjalar menjadi awal dan akar utama dalam sebuah kehidupan yang akan datang. Tolong beriwayat sebaik-baiknya, semampu-mampunya, secukupnya. Riwayatmu akan terus berulang dan terus terungkit oleh semua arus yang membawanya berlayar.
Sisa nafas yang kita punya, sisa langkah yang kita kan pijakan, sisa kepal tangan yang bisa terkepal, sisa tenaga yang mendorong, sisa tawa yang tersisa, sisa tangis yang terbendung. Selama bara apimu masih tersisa, habiskan. habiskan. habiskan.
Komentar
Posting Komentar