Realita dan Ransel Jiwa: Perjalanan Tanpa Peta
Atau tentang mengganti sepatu karaktermu dengan sandal yang lebih kokoh untuk berjalan di tubuh bumi ini?
Ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh usia, dan barangkali tidak perlu dijawab. Hanya perlu didengarkan dengan nada yang terbuka, seperti malam mendengarkan hujan tanpa mengeluh basah.
Tumbuh bukanlah sekedar perkara tubuh yang memanjang seperti bayangan sore hari, tapi tentang jiwa yang perlahan melepas sayapnya agar muat disimpan dalam ransel yang bernama realita.
Kadang aku curiga, tumbuh dewasa bukan sekedar menua melainkan belajar mengubur diri sendiri secara perlahan, dengan upacara kecil dalam diam.
Lalu setiap pagi, kita bangkit dari makam semalam dengan nama baru yang disebut "kuat" padahal nama yang lama juga belum sempat terhapal, belum sempat diteriaki dunia. Dan kita bangun dengan rasa asing sisa mimpi tadi malam yang ikut sarapan.
Pernahkah kamu rindu pada versi dirimu yang dulu percaya bahwa tidur akan menyembuhkan segalanya? Kini bahkan mimpi pun terasa seperti tugas sekolah yang tak selesai-selesai. Jiwa ini dulu taman bermain kini ia bagai ladang kering, yang bahkan hujan pun lupa jalan pulang. Tumbuh adalah ketika dunia menggantikan jiwamu yang lembut dengan topeng-topeng yang semakin lihai tersenyum meski sekalipun itu menggoyahkan bibirmu.
Dan dunia, bagaimana dengan dunia? Dunia akan memujimu jika kau berhasil menahan tangis.
Padahal dahulu, menangis adalah senjata jika dunia tak memberi apa yang sedang kau impi-impikan. Kita merayakan ulang tahun, padahal diam-diam kita sedang berkabung atas jenazah bagian dari diri yang tak sempat ikut bertahan.
Kini kau mendatangi langit bukan karena ingin bermimpi melainkan untuk memastikan apakah masih ada yang bisa dipercaya? Kita menyebutnya dewasa namun barangkali itu hanya nama baru dari kehilangan-kehilangan kecil yang malu untuk minta dipeluk. Dan kini, aku pun tahu: jiwaku diam-diam dibentuk ulang, ditempa oleh rindu yang tak selesai, ditata ulang oleh kehilangan, dan dilukis dengan warna-warna yang tak pernah kuminta tapi harus kupakai setiap hari.
Komentar
Posting Komentar