Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

sisa

Kita bergantian menjadi pisau dan perban, bergantian menyakiti dan memaafkan. Kita, selalu demikian sampai akhirnya itu berubah menjadi jarak, dan jarak dalam konteks apapun sungguh dekat dengan kehilangan. ... Namun sering aku membayangkan, jika kita bisa memulai lagi harusnya kita tak perlu terburu-buru menamai segala yang kita rasa. Memulainya dari keberanian untuk jujur tentang apa yang kita inginkan, dan apa yang sebenarnya tak mampu kita penuhi. Karena, toh... bukankah kita sudah tahu kalau cinta juga bisa letih? Terlalu banyak hal yang ingin kuubah Namun begitulah, waktu tak bisa diulang. Ia cuma bisa memberi pelajaran, dan itulah kenapa "Andai saja" jadi frasa yang terdengar memilukan.

Untuk bahagiamu

Semoga cinta yang kamu beri untuk yang kamu pilih dengan hati-hati, ditampung juga oleh tangannya dengan senang hati. Sebab jatuh cinta adalah ingatan yang tak kenal lupa. Mungkin, saat ini kau sedang berdiri dengan jantung yang masih segan untuk berdebar, menakar antara keberanian dan kehilangan, menaruh rasa sepelan orang yang menulis di udara. Takut kata-katanya  hilang sebelum sampai ke tangan tujuan. Dan aku, yang melihatmy mencintai dengan lembutnya hujan di musim paling kering, hanya bisa memintakan pada semesta; semoga cinta yang kamu tabur di ladang harapmu, tumbuh di hati yang tak berdebu. Semoga kalian menjadi satu, seindah gula yang larut sempurna dalam secangkir teh hangat tenang, manis, tak perlu banyak kata. Semoga tak ada yang datang merusuh, biarlah semesta menjadi pagar lembut yang menjaga cinta kalian tetap jernih. Dan semoga tentangnya, yang dulu hanya berputar di kepalamu seperti lagu tanpa lirik, akhirnya hadir di depanmu dengan senyum yang kamu hafal dari mim...

sebab Tuhan adalah perancang terbaik

Tak akan ada yang tertukar, sebab yang disematkan Tuhan padamu, takkan diambil untuk jiwa lain. "Mungkin ia tersesat sebentar, berteduh di pelukan yang bukan takdirnya, sebelum Tuhan menuntun langkahnya untuk pulang padamu." Sebab Tuhan adalah perancang yang terbaik. Tak ada yang tersesat tanpa alasan, tak ada yang tertunda tanpa maksud. Tak ada nama yang terselip di baris yang salah. Apa yang dititipkan untukmu akan datang meski tertatih meski terlambat. Namun mereka akan datang saat air matamu telah kering sendiri, saat jemarimu telah mau kembali belajar mengenggam tanpa takut kehilangan.  Seperti; Bunga yang mekar di halaman rumahmu hari ini, sebenarnya tumbuh dari tetesan-tetesan hujan yang kau bawa pulang berbulan-bulan lalu. Ia menunggu pagi yang tepat untuk menunjukan warnannya, hanya agar matamu yang melihatnya pertama kali. Atau seperti takaran kopi yang katanya ampuh mengusir lelah, diseduh dari biji yang ditanam di tanah jauh. Ia melalui tangan-tangan asing petani,...

Rak Sepatu yang Sama

Aku berdoa, kelak meja makan ramai pagi hingga petang. Aku ingin kau makan di atas meja yang sama, sepatu kita di tata di rak yang sama, dan baju kita di lipat di dalam lemari yang sama. Aku akan menyiapkan secangkir kopi hitam, entah kau lebih suka manis atau sedikit pahit. Lalu, kaku diam-diam memelukku dari belakang. Kau yang selalu menegurku dikala aku sering makan pedas, lalu diam-diam aku juga memukulmu dikala kau lebih memilih minum kopi dulu dari pada sarapan nasi. Aku ingin bertukar kabar setiap hari. Tak perlu kata-kata romantis cukup bertanya sekarang posisimu dimana. Aku ingin bertukar kabar setiap hari. Tak perlu perlu oleh-oleh mewah, cukup belikan saja jus abang-abang di pinggir jalan, dengan es batu yang banyaknya itu. Aku ingin bertukar kabar setiap hari. Tak perlu baju cantik, cukup dekap saja tangisku dalam peluk. Aku ingin kau rayakan kecil-kecilan, menyuapiku makan karena aku suka malas untuk mengambil nasi. Aku ingin kau rayakan kecil-kecilan, mendengarkan keluh k...

Luka Dalam Sebuah Perjalanan

Hidup adalah sebuah pelajaran yang terus berjalan tanpa kita ketahui dimana batas akhirnya. Namun sebuah perjalanan tidak akan pernah mulus begitu saja. Lika-liku akan terus berdatangan, kadang kita terluka, kadang kita melukai, kita pernah merasa terus menang karena tidak salah mengambil jalan, tapi ada kalanya juga salah langkah menjerumuskan diri, begitupun juga dengan penyesalan, kesedihan, dan kebahagiaan yang datang secara bergantian. Tidak jarang juga kita tidak bisa memahami sudut pandang dan cara orang tersebut bekerja maupun hidup padahal ya itu kehidupan orang lain? Manusia memang dinamis dan beragam kita tidak akan pernah bisa benar-benar saling memhami karena itu semua berbeda, tapi menghormati itu perlu. Tapi sebuah kehidupan yang sudah diberikan bukanlah perlombaan dan bukanlah wajib sempurna, cukup Tuhan saja. Melainkan hidup tentang belajar saling memaafkan, saling mengerti, menghormati, dan bertumbuh sesuai dengan kematangan dan kesiapan diri. Jangan terlalu memaksa d...