Cinta yang Dirampas Kapitalisme

Aku akan menikahimu jika kita hidup 500 tahun yang lalu, tapi sayangnya...
Di mata sistem ekonomi yang mencekik leher kita ini, aku hanyalah angka statistik di bawah garis kelayakan untuk...untuk sekedar mencintai.

Revolusi industri mengubah segalanya. Manusia bukan lagi penguasa atas waktunya sendiri. Kita menjadi buruh. Kita menjual waktu kita demi lembaran kertas yang nilainya terus merosot. Tanah dipagar, dijadikan komoditas. Rumah bukan lagi tempat bernaung, tapi instrumen investasi.

Sejauh telag mencatat bahwa revolusi industri memberikan kita kemudahan teknologi, dan kecepatan. Namun banyak orang lupa mencatat apa yang direnggutnya dari kita; kemampuan untuk mencintai tanpa syarat finansial.

Kapitalisme telah mengubah makna hidup menjadi biaya hidup. Bahkan cinta menjadi alat hitung untung rugi. Cinta transaksional. Pada dasarnya cinta itu kemewahan, cinta butuh modal. Dan sistem kapitaslistik ini telah merampas hak saya untuk mencintaimu hanya karena saya memilih jalur pengetahuan, bukan menjadi pengusaha besar dengan alat produksi yang banyak.

Lima abad yang lalu sayangku, sebelum mesin uap mendesis dan pabrik-pabrik memuntahkan asap hitam "rumah" bukanlah komoditas spekulatif yang harus dicicil 20 tahun dengan bunga yang mencekik. Lima abad yang lalu, tanah adalah hamparan yang kita garap, bukan aset yang dipagar beton oleh konglomerasi. Di masa itu, memiliki anak adalah berkah tenaga untuk menyemai benih, bukan beban biaya pendidikan dan kesehatan yang membuatku gemetar bahkan sebelum mereka lahir.

Aku tetap akan menunggumu datang kearahku. Aku tidak akan berpartisipasi dalam perlombaan tikus ini untuk membeli kotak beton yang disebut apartemen atau kotak besi yang disebut mobil. Aku akan menjadi pejalan, seorang musafir dalam waktu yang tersesat. Aku akan berkelilling dunia tanpa membawa apapun selain baju di badan dan ingatan tentangmu. Aku akan tidur di bawah bintang-bintang sembari membayangkan senyum indahku dalam susunan sinar kecil diantara langit yang gelap ketika aku berhasil menemukanmu.

Aku akan tertidur jauh di negeri yang asing dan melamunkan;
"Jikalau kita hidup 500 tahun yang lalu, aku akan menikahimu dan menciummu hingga batas bibirku pecah atas beban kasih sayangku kepadamu. Kita akan memiliki rumah dengan sawah yang luas, anak cucu kita akan bermain di lahan yang luas sembari kita menua bersama>"

Semoga engkau selalu berbahagia dimanapun berada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sebab Tuhan adalah perancang terbaik

Rak Sepatu yang Sama

'diriku'