BUKAN AKHIR CERITA

Aku tidak baik-baik saja saat kau pergi dari ruang yang telah kau bangun denganku.
Aku tak bisa menerima bahwa hanya aku sendiri yang masih bersedia menempati ruang tersebut.
Setelah tidak adanya dirimu, aku masih menjadi seseorang yang mencoba memperbaiki setiap bagian yang retak dalam ruang yang kau bangun atas dasar rasa.
Melapisi setiap sudut dinding dengan harap bahwa kau akan kembali. 
Pada lembar-lembar memori yang kini sudah tercerai-berai, kulihat segala tentangmu yang sungguh membekas.
Bukan hanya persoalan luka, namun tentang bagaimana rasaku padamu tuntas.
Aku ingin kembali mengajakmu pada halaman teratas, sebab di sana terdapat ribuan hal yang telah kau anggap kandas.
Aku ini tuli! Saat kau dengan lantang mengatakan bahwa bukan aku lagi yang kau cintai. 
Aku ini buta! Saat kau telah menggenggam erat jemari seseorang yang bukan aku.
Aku ini bisu! Saat kau menginginkanku untuk menerima perpisahanmu dan aku.
Aku ini lumpuh! Saat kau memintaku untuk beranjak pergi darimu.
Namun pada setiap luka yang telah kupupuk dengan tawa, masih tersimpan harap tentangmu yang ingin kubiarkan tumbuh.
Sebab rasa-rasanya, membiarkan segala tentangmu pergi adalah rasa sakit yang kuciptakan sendiri.
Izinkan aku untuk tetap menjadikanmu sebagai salah satu pemeran yang kuabadikan dalam diri.

Aku, seseorang yang masih menjadikanmu perwujudan dalam kata rasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Rayakan

Selamat Merayakan Cinta Sepanjang Usia Yang Kita Punya

preparation for death