Lubang Harapan
Aku menggali lubang, bukan lagi untuk mati tapi untuk hidup. Yang kukubur adalah harapan semoga di masa depan dapat berbuah kebahagiaan. Yang kusiram dengan doa-doa , agar di ujung gelap ada sedikit cahaya yang menyapa, atau pelangi yang serupa. Semoga tumbuh dengan baik di segala musim, walaupun kadang musim kemarau datang mencekik.
Tak apa, meski rantingku harus sedikit dipangkas atau tanahnya kadang keras, aku yakin hujan pasti datang melunakkan dengan deras.
Jika di masa depan tak kunjung juga berbunga dan berbuah, tak apa. Semoga akarku kuat dan kokoh barangkali akarku jadi sandaran untuk cacing tanah yang lelah, yang susah payah menggemburkan aku. Semoga rantingku memiliki banyak cabang untuk burung membuat sarang, untuk mereka bergantung dan bersenandung. Semoga dedaunannya lebat dan rindang, untuk mereka yang butuh naungan dan perlindungan. Tak apa, aku disinggahi dengan singkat. Aku bersyukur bermanfaat walau hanya sesaat.
Jika di masa depan tak kunjung juga berbunga dan berbuah, tak apa. Akan selalu kusambut mentari yang datang dan memberinya salam. Semoga benih yang kutabur menjelma doaku yang dalam, untuk hidup yang tentram.
Lubang ini bukanlah makam, tapi awal mula menyudahi kehidupan yang suram.
Komentar
Posting Komentar