Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Selamat Menjadi Manusia Dewasa Yang Aneh!

Waktu kecil, kesendirian terasa begitu menakutkan. Misalnya waktu listrik rumah sedang mati, lalu ditinggal sendiri oleh mamah yang sedang mengambil lilin dari lemari. Kesendirian itu begitu mencekam seperti beruang besar yang siap menerkam. Tapi anehnya, tumbuh dewasa, justru membiasakanku menjadi manusia yang lekat dengan kesendirian. Makan sendiri, pergi ke mall sendiri, ke toko buku sendiri, ke museum dan pameran sendiri, dan itu terjadi hampir setiap waktu. Kesendirian yang dulu jadi beruang besar yang memeluk. Tidak lagi semenakutkan dulu tidak lagi membuat menangis karena sudah  terlalu lekat, sudah jadi bagian dari diri mungkin. Aku sepi yang terkurung di ramai-ramai. Seperi baju warna hitam di tengah rok baju warna merah. Seperti teh manis di antara tumpukan gelas soda. Dan kadangkala, aku sendiri yang menciptakan sepi itu. Sengaja menjauh, sengaja mendorong orang pergi, sengaja memutus benang kenal yang selama ini mengait di antara aku dan orang-orang itu. Aku yang mencip...

Kenapa rasa memiliki begitu angkuh, bebal, dan keras kepala?

Dua tahun ke belakang, aku sibuk menata perasaanku, menata pikiranku, menata hal-hal  yang kutinggalkan di belakang, menata...hidupku. Dua tahun ke belakang terasa seperti musim perenungan panjang. Aku banyak  berpikir, dan sialnya, semakin banyak aku berpikir, semakin banyak aku menangis pula. Rasanya seperti tas berat yang sudah  kulepaskan dari bahuku jauh-jauh hari kembali kupikul lagi dengan beban dua kali lipat. Kenapa segala sesuatu yang berurusan dengan hati dan perasaan manusia itu lama sekalli usainya, ya? Kenapa perasaan manusia selalu punya ruang-ruang yang menyediakan tempat bagi kerumitan singgah bahkan menetap? Kenapa rasa memiliki itu begitu angkuh, bebal, dan keras kepala? Kenapa segalanya yang kupikir sudah membaik pada satu waktu bisa kembali jadi senjata yang melukaiku lagi? Pertanyaan-pertanyaan ini jadi sarapan, makan siang, makan malam, juga cemilanku sehari-hari. Padahal sudah dua tahun lebih berlalu, tetapi ternyata tak banyak yang berubah. Atau s...

Resah Jadi Luka

Aku seperti mendapatkan mukjizat saat pertama kau mengulurkan tangan. Kau menolongku saat jatuhku adalah niscaya. Mengobatiku dengan usapan paling menghangatkan dada. Kau memahami pelik dan terjalnya hidup yang kuhadapi. Menyelam ke dasar kepalaku lalu memberi alasan logis mengapa hidupku berharga. ... Tentu saja aku bahagia bukan main. Resahku menghilang, dan sekali  lagi harus aku ingatkan; Menemukanmu seperti mendapatkan mukjizat. Saat itu kupikir kau orang yang dikirimkan semesta untuk jadi teman menyulam waktu. Namun setelah banyak hari tanggal, setelah terangkum banyak kebersamaan; Entah di cafe, di teras rumah, di penyetan belakang kampus, Kau ... Pelan-pelan mengundurkan rangkulan Resah kembali mengintervensi  ... Sial, sudah resah, jadi luka pula! Mungkin alam semesta tak menerimanya  ... Mungkin hidup sedang melatihku untuk tidak menggantungkan  harapan pada siapapun Tidak terlalu nyaman dengan pelukan terhangat sekali pun. Tapi terimakasih setidaknya kau s...

Terlihat Tenang, Tapi Berantakan

Terlihat tenang Tapi aslinya berantakan Karena aku pandai menyimpannya Menurutku sedih ini adalah tanggung jawabku sendiri Tidak harus disembuhkan oleh orang lain Dan tidak mau dibantu Untuk sekedar luka-luka yang menurutku aku bisa menyelesaikan sendiri Sebab kemarin ketika minta dibantu dan didengar Justru makin parah kan, jadi makin rumit Dan sekarang aku memilih berhenti, berhenti untuk minta tolong Selagi masih bisa kubasuh sendiri Tenang Ini sudah jadi tugasku Siapapun silahkan berjalan di arenanya masing-masing Siapapun yang mau pergi akan aku persilahkan dengan baik Perihal aku nanti dulu Aku masih tahu apa yang terbaikuntuk diriku sendiri Mungkin sekarang aku sedang butuh banyak tenang Sedang butuh banyak dialog panjang untuk makin berkenalan dengan diri sendiri Tentang maunya apa, arahnya kemana, dan tujuannya untuk apa? Semuanya aku tahu dan paham sendiri Semuanya aku belajar dari waktu Dulu waktu aku sulit, aku melewati masa-masa sulitku sendirian Dan akhirnya aku terbiasa ...